Sabtu, 07 Maret 2009

NEWS : Penuaan Dapat dicegah dan Diobati

Penuaan merupakan penyakit yang dapat dicegah dan diobati. Pakar herbal dan anti-aging dari Universitas Kristen Maranatha Bandung, dr. Hiskia S MBA MM menyatakan hal itu di depan peserta seminar ilmiah yang diadakan PT Nyonya Meneer di Gedung Serba Guna PT Nyonya Meneer Jumat (13/2).
Hiskia memaparkan makalahnya yang berjudul “Peluang Herbal dalam Anti Aging Medicine”. Dalam makalahnya, manusia mengalami penuaan pada usia 35-40 tahun. Hal ini meyebabkan berkurangnya fungsi organ-organ vital tubuh dan mendorong timbulnya berbagai penyakit. Salah satu cara menghambat dan mengobati penuaan adalah dengan mengkonsumsi suplemen dan obat-obatan herbal atau jamu.
“Usia 35 tahun keatas, kita harus sudah mengkonsumsi jamu. Hal ini untuk menghambat penuaan”, kata Hiskia.
Menurut Hiskia, pengobatan anti penuaaan atau anti-aging medicine mulai melirik jamu atau obat herbal sebagai alternatif obat-obatan kimia. Tubuh manusia sudah banyak menerima bahan kimia akibat polusi udara dan pola hidup sehari-hari yang tidak sehat.
Presiden Direktur PT Nyonya Meneer Dr Charles Saerang mengungkapkan tingginya permintaan produk temulawak dan sambiroto di Taiwan dan Amerika. Masyarakat di dua negara itu nampaknya mulai beralih ke pola hidup sehat dengan mengkonsumsi produk jamu.
“Jamu Indonesia laris di luar negeri. Tingginya tingkat polusi di negara maju menyadarkan masyarakatnya untuk mulai mengkonsumsi jamu”, kata Charles.
PT Nyonya Meneer memproduksi beberapa macam jamu ekstrak yang dikemas dalam kapsul. Anehnya, menurut Charles, masyarakat di Amerika justru lebih suka membuang kapsul dan melarutkan jamunya dengan air.
“Salah satu pesaing Indonesia dalam industri jamu adalah Thailand. Thailand juga memproduksi jamu temulawak. Padahal temulawak itu tanaman asli Indonesia”, kata Charles.
Karena itu, Charles berharap pemerintah dapat mendukung perkembangan industri jamu di Indonesia. Salah satunya adalah dengan cara menetapkan Indonesia sebagai produsen lima tanaman obat utama, yaitu temulawak, sambiroto, jahe, kencur dan pegagan.
Dalam dunia pengobatan, penggunaan jamu atau obat herbal memang belum dilakukan secara luas. Wakil Rektor Universitas Maranatha Dr dr Felix Kasim MKes menyatakan untuk dapat diterima pihak medis, obat herbal perlu melewati beberapa tahapan protokol seperti uji pra klinis dan uji klinis.“Sayangnya, untuk melakukan pengujian terhadap satu produk saja diperlukan biaya besar dan waktu tahunan”, kata Charles Saerang.

Tidak ada komentar: