Senin, 23 Maret 2009

NEWS : KAMPANYE RAPAT UMUM SEPI Antusiasme Masyarakat Dan Politisi Kurang

Ketua Lembaga Penelitian, Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) Universitas Wahid Hasyim Semarang (Unwahas) Drs Joko J Prihatmoko MSi, menilai kurang geregetnya kampanye terbuka yang sudah berjalan selama satu minggu ini, dengan indikasi sedikitnya massa yang menghadiri rapat-rapat umum, sebagai akibat kurangnya antusiasme masyarakat maupun para caleg dan politisi,. “Meskipun rapat umum menghadirkan politisi-politisi dari level nasional, rupanya tetap tidak menggerakkan masyarakat untuk menghadiri rapat umum,” kata Joko Prihatmoko.
Menurut Joko Prihatmoko, hal ini menunjukkan skeptisme masyarakat terhadap pemilu, akibat ketidakpercayaan masyarakat kepada para caleg dan parpol yang selama ini dinilai hanya memberikan janji-janji tanpa memberi banyak bukti. Dengan kondisi demikian, Joko Prihatmoko memprediksi tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilu nanti juga tidak akan tinggi, ditandai dengan tingginya angka golput.
Joko Prihatmoko menambahkan, kurang antusiasnya masyarakat menghadiri rapat umum bisa juga karena faktor ekonomi. Menurutnya, sebagian masyarakat lebih memilih bekerja daripada mendatangi rapat umum, karena dengan bekerja mereka akan mendapatkan penghasilan sementara mendatangi rapat umum mereka tidak mendapat apa-apa. Kondisi ini juga dikhawatirkan akan mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilu apabila hari pelaksanaan pemilu nanti tidak diliburkan oleh pemerintah, karena bisa jadi masyarakat lebih memilih bekerja daripada datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Di sisi lain, sepinya kampanye terbuka dengan rapat umum ini juga disebabkan kurang antusiasnya para caleg dalam masa kampanye terbuka ini. Menurut Joko Prihatmoko, para caleg memiliki persepsi bahwa rapat umum dinilai berbiaya besar dan kurang efektif menjaring suara dari masyarakat, serta tidak efektif untuk pendidikan politik. Para caleg lebih memilih kampanye tatap muka secara langsung menemui masyarakat, agar penyampaian visi dan misi lebih mengena dan pendidikan politik lebih tepat sasaran.
Joko Prihatmoko menambahkan, kurang antusiasnya para caleg dalam kampanye terbuka juga sebagai akibat penetapan caleg terpilih berdasarkan suara terbanyak. Para caleg lebih memilih berkampanye secara individual daripada rapat umum bersama parpol, karena dengan kampanye individual mereka akan lebih dikenal oleh masyarakat, sementara dengan rapat umum yang melibatkan banyak caleg, mereka harus bersaing dengan caleg-caleg yang lain.
Persaingan antar caleg dan pelaksanaan kampanye secara individual oleh para caleg, menurut Joko Prihatmoko, menyebabkan kampanye individual caleg tidak bersinergi dengan kampanye parpol, bahkan cenderung bertolak belakang, dan tidak sesuai dengan visi, misi, dan platform parpol. Selain itu, persaingan antar caleg saat ini juga sudah menjurus pada kampanye negatif antar caleg, bahkan antara caleg yang satu parpol.
Sementara itu, Joko Prihatmoko yang juga Dosen Ilmu Politik Unwahas memprediksi, Pemilu Legislatif 2009 di Jateng akan kembali dimenangkan partai berideologi nasionalis, karena masyarakat Jateng mayoritas lebih nasionalis daripada Jatim yang mayoritas lebih religius.
Kehadiran partai partai baru beridiologi nasionalis, seperti Gerindra dan Hanura, diprediksi berpotensi meraih suara cukup signifikan di Jawa Tengah, karena memiliki basis massa dan pendanaan yang kuat selama berlangsungnya kampanye.
“Fenomena ini harus diwaspadai partai-partai lama agar tidak kehilangan pamor pada pemilu legislatif saat ini,” kata Joko Prihatmoko
Menurut Joko Prihatmoko, munculnya Gerindra dan Hanura, ada kecenderungan dapat diterima masyarakat, karena dianggap sebagai partai alternatif, sebagai harapan baru agar terjadi perubahan dalam kehidupan masyarakat yang lebih baik. “Ini merupakan ancaman bagi partai-partai lama, yang di internalnya sarat dengan konflik,” tegas Joko.

Tidak ada komentar: