Selasa, 12 Mei 2009

NEWS : Turnomo Raharjo : Wajar SBY-JK Saling Kritik

Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Undip Dr Turnomo Raharjo mengatakan,hal yang wajar bila Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla (JK) saling sindir karena di ranah politik setiap kompetitor berupaya mendapatkan simpati dari masyarakat.Hal itu disampaikan Turnomo di Semarang, Selasa (12/5)
Terkait dengan JK yang lebih agresif dan SBY yang lebih responsif, Turnomo mengatakan posisi SBY sebagai incumbent membuat dirinya lebih defensif menanggapi sindiran dari JK.
“Analoginya, dalam sebuah pertandingan olahraga, juara bertahan akan lebih defensif dibanding kompetitor lain yang lebih ofensif,” kata Turnomo.
Seperti diketahui, beberapa tokoh Golkar menyindir SBY karena terlalu reaktif terhadap pernyataan dari JK. Para politikus Golkar tersebut menyindir SBY hanya bisa merespon, sedangkan JK lebih punya inisiatif.
Ketika ditanya apakah sikap kedua tokoh tersebut akibat dari latar belakang budaya keduanya yang berbeda, Turnomo mengatakan hal tersebut bukan menjadi faktor utama.”Bila kita melihat keduanya (SBY-JK) dari kacamata latar belakang budaya, kita bisa terjebak pada stereotype,” tutur Turnomo.
Turnomo berpendapat, terdapat perubahan budaya dalam perpolitikan Indonesia bila dibandingkan dengan masa Orde Baru. Ketika Orde Baru, seseorang yang mencalonkan diri atau dicalonkan menjadi presiden lebih malu-malu dan akan maju dengan mengatakan bila rakyat menghendaki. Tetapi pasca Reformasi, politik menjadi lebih terbuka dan semua orang bisa bicara lantang menjadi calon presiden.
Oleh karena itu, menurut Turnomo, meski di Indonesia persaingan politik masih bisa dikatakan santun, tetapi saling sindir tidak bisa dihindari. Saling sindir tersebut masih bisa dikatakan santun meski dilakukan dengan bahasa yang lugas seperti yang dilakukan SBY dan JK.
“Berbeda dengan Amerika yang masyarakatnya terbiasa menyampaikan pendapat dan kritik secara terang-terangan dan langsung, di Indonesia kritik dan sindiran dilakukan dengan lebih santun tetapi tetap lugas,” tutur Turnomo.

Tidak ada komentar: