Selasa, 12 Mei 2009

NEWS : KEMUNGKINAN SBY GANDENG BOEDIONO Tak Mau Ulang Kesalahan Dengan JK

Sikap Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang kemungkinan akan memilih Boediono sebagai calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi dirinya dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2009 dinilai pengamat politik Undip Semarang Priyatno Harsasto MA sebagai langkah SBY agar tidak mengulang kesalahan ketika berduet dengan Jusuf Kalla (JK) pada Pilpres 2004.
“Bersama JK, SBY mengalami shock karena JK terlalu aktif sehingga SBY terlihat terlalu pasif. Maka dalam mencari cawapres untuk menghadapi Pilpres 2009, SBY akan memilih yang bisa seirama dan secara politis tidak membahayakan posisinya,” kata Priyatno ketika dihubungi, Selasa (12/5).
Selain itu, Priyatno menilai, SBY terlihat hati-hati untuk mengantisipasi kekecewaan partai-partai yang berkoalisi dengan Partai Demokrat (PD), karena beberapa partai yang tergabung dalam koalisi masing-masing mengajukan cawapres.
“Bila SBY memilih salah satu calon dari salah satu partai, dikhawatirkan akan membuat partai yang lain kecewa. Maka SBY memilih Boediono yang non-partai,” kata Priyatno.
Ketika ditanya tentang ancaman sejumlah partai yang tergabung dalam koalisi PD, bila SBY tetap memilih Boediono akan meninggalkan koalisi dan membentuk Poros Alternatif dengan menggandeng Gerindra, Priyatno menilai hal itu hanya akan tetap menjadi ancaman semata.
“PD dan SBY cukup percaya diri karena ketokohan SBY sehingga dalam hal ini partai-partai tersebut yang membutuhkan SBY, bukan SBY yang butuh partai-partai. Kemungkinan partai-partai tersebut akan mendapat jatah posisi sebagai menteri,” tutur Priyatno.
Priyatno yang juga Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Undip memperkirakan, wacana partai-partai tersebut keluar dari koalisi dan membentuk Poros Alternatif dengan menggandeng Gerindra, tidak akan terjadi karena partai-partai tersebut, terutama PKS, tidak terlalu cocok dengan Gerindra. Selain itu, bila berpikir realistis, partai-partai tersebut akan tetap diuntungkan bila bergabung dalam koalisi PD.
Menurut Priyatno, kemungkinan partai-partai yang tergabung dalam koalisi akan bereaksi terkait pemilihan Boediono sebagai cawapres, tentunya sudah diperhitungkan SBY dan PD. Oleh karena itu, PD tidak terlalu khawatir terhadap polemik yang muncul dan merasa hubungan dengan partai-partai tersebut tetap akan baik.
Priyatno menilai, sikap SBY terkait dengan pemilihan cawapres tidak lepas dari peran dari kalangan keluarganya, terutama istri dan mertua. “Karakter SBY mirip dengan karakter Soeharto ketika berkuasa pada Orde Baru. Pengaruh keluarga sangat kuat sehingga dalam mengambil keputusan, masukan dan saran dari keluarga menjadi pertimbangan SBY,” tutur Priyatno.

Tidak ada komentar: