Rabu, 22 April 2009

NEWS : M Yuliyanto : Sikap Gubernur Perlu Diapresiasi Positif

Pengamat politik Undip Muhammad Yuliyanto menyatakan sikap Gubernur Jateng Bibit Waluyo yang tidak mau berkampanye untuk PDIP pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009 mendatang perlu diapresiasi positif. Yuliyanto menyampaikan hal tersebut ketika dihubungi di Semarang, Rabu (22/4).
Menurut Yuliyanto, ketika kader partai terpilih untuk menduduki jabatan publik, sudah seharusnya mengutamakan kepentingan rakyat daripada kepentingan partai. “Gubernur merupakan jabatan publik yang sikap, perilaku dan kebijakannya harus mengutamakan rakyat,” kata Yuliyanto.
Sikap Bibit Waluyo yang tidak mau kampanye, menurut Yuliyanto, menunjukkan sikap seorang negarawan yang menempatkan kepentingan masyarakat di atas kepentingan partai. “Sebagai seorang negarawan, sikap Bibit merupakan teladan yang baik, karena setelah terpilih menjadi gubernur, Bibit menjadi figur publik yang harus memikirkan rakyat,” tandas Yuliyanto.
Yuliyanto yang juga peneliti senior dan konsultan di Lembaga Pengkajian Pembangunan Daerah (LPPD) Jateng mengatakan, sikap tersebut tidak lepas dari upaya Bibit menerapkan politik negara, sebagaimana didoktrinkan kepadanya ketika masih aktif di militer. “Doktrin militer menempatkan kepentingan rakyat dan negara di atas segalanya. Oleh karena itu, sebagai gubernur Bibit berupaya menempatkan kepentingan rakyat di atas kepentingan partai,” kata Yuliyanto.
Di sisi lain, Yuliyanto tidak menyalahkan bila PDIP dan kadernya kecewa dengan sikap Bibit. Bagi PDIP, sikap Bibit tersebut merupakan pengingkaran terhadap komitmen yang dibangun antara PDIP dan Bibit ketika Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2008 lalu. Tetapi Yuliyanto mengatakan, hal tersebut merupakan resiko politik yang harus ditanggung karena Bibit bukanlah kader asli PDIP.
Menurut Yuliyanto, PDIP sering melakukan kesalahan politik dengan mengusung calon kepala daerah yang bukan berasal dari kader asli PDIP. Hal serupa terjadi di DKI ketika PDIP mengusung mantan Gubernur Sutiyoso yang juga purnawirawan TNI. Ketika Pemilu 2004, Sutiyoso tidak mau berkampanye untuk PDIP dan Megawati, dan hasilnya PDIP dan Megawati kalah di DKI.

Tidak ada komentar: