Jumat, 12 Juni 2009

NEWS : DINILAI MASIH WAJAR DAN LAYAK Penggunaan Facebook Untuk Kampanye

Pakar komunikasi pemasaran politik Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Djoko Setyabudi mengatakan pengunaan Facebook untuk kampanye oleh tim sukes atau tim kampanye calon presiden (capres) merupakan hal yang wajar karena sebagai salah satu moda komunikasi, saluran jejaring sosial seperti Facebook layak digunakan.
“Pengguna Facebook juga merupakan pemilih sehingga wajar jika tim sukses membidik pengguna Facebook,” kata Djoko ketika ditemui di Semarang, Sabtu (13/6).
Yang perlu diperhatikan, menurut Djoko, karakter atau segmentasi pengguna Facebook yang memungkinkan untuk memanipulasi atau tidak jujur dalam mengungkapkan diri dan gagasannya. Di Facebook terdapat ajakan untuk mendukung capres tertentu, tetapi belum tentu dukungan yang diberikan itu benar. Bisa jadi dukungan tersebut tidak jujur.
“Bisa juga karena dukungan yang diberikan secara spontan, maka sesuai dengan kondisi hati atau pemikiran saat itu. Bisa jadi setelah mengikuti perkembangan politik selanjutnya, dukungan tersebut berubah,” tutur Djoko
Menurut Djoko, segmen dari pengguna Facebook secara psikografis berasal dari kalangan yang memiliki akses internet dan menyukai jejaring sosial di dunia maya. Tetapi belum tentu pengguna Facebook tersebut peduli terhadap politik.
Terkait dengan adanya polling di Facebook yang mengunggulkan pasangan capres tertentu, Djoko mengatakan hasil polling tersebut tidak bisa dijadikan acuan, karena kondisi politik masih mungkin berkembang. Polling yang dilakukan pada hari-hari mendekati Pemilu Presiden 2009 justru merupakan hasil polling yang bisa dijadikan acuan.
Djoko mencontohkan polling yang terjadi di Amerika Serikat ketika pemilihan presiden. Tim sukses Barrack Obama tetap tidak bisa tenang meski sejumlah polling dan survei mengunggulkan Obama, karena mereka kuatir isu ras menjatuhkan Obama. Hal ini pernah terjadi ketika salah satu calon gubernur kulit hitam kalah padahal unggul di sejumlah polling.
Djoko menduga, hal yang sama bisa terjadi di Indonesia, ketika isu-isu yang menjatuhkan pasangan capres tertentu dihembuskan. Apalagi jejaring sosial seperti Facebook juga bisa digunakan sebagai sarana untuk black campaigne dan negatif campaigne.
“Pemilih, terutama pengguna Facebook, bisa saja saat ini mendukung pasangan capres tertentu, tetapi belum tentu dalam pemilihan mereka akan memilih calon tersebut,” tutup Djoko

Tidak ada komentar: