Sabtu, 26 Mei 2012

HEROISME MANAJER HOTEL LINDUNGI PENGUNGSI ANTARSUKU

Oleh Dewanto Samodro


     Begitu murahnya nyawa manusia di kala konflik antarsuku. Begitu mudahnya nyawa manusia melayang saat sentimen antarsuku menguasai jiwa dan pikiran, apalagi yang diciptakan penjajah kolonial dengan melakukan politik pecah belah.




     Peristiwa konflik disertai pembantaian dan kekerasan karena sentimen antarras dan suku selalu berulang di belahan bumi mana pun, termasuk Afrika. Rwanda tahun 1994, ketegangan antara kelompok Hutu dan Tutsi semakin memanas.


     Kelompok Hutu yang mayoritas menyimpan dendam kepada Tutsi yang pernah memimpin Rwanda setelah kemerdekaan yang diberikan kolonial Belgia. Sentimen antarsuku pun dibangun oleh kelompok ekstremis Hutu untuk melakukan pembasmian terhadap etnis Tutsi.


     Kekerasan disertai pembantaian suku Tutsi pun tak bisa dihindari, terutama di Kigali, ibu kota Rwanda. Tak jarang, keluarga yang terbentuk dari perkawinan antara Hutu dan Tutsi harus tercerai berai dan kehilangan ayah, ibu atau anak.


     Di tengah konflik, Paul Rusesabagina, manajer Hotel Des Mille Collines, seorang Hutu beristri Tutsi, berjuang menyelamatkan keluarganya. Dengan tangan terbuka, dia menampung kelompok Tutsi di hotelnya yang sempat dijaga pasukan penjaga perdamaian Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).


     Berbagai upaya dia lakukan untuk melindungi orang-orang yang berlindung di hotelnya dengan menyuap militer dan melakukan kontak dengan pemimpin kelompok ekstremis Hutu, Interhamwe, yang sebelumnya menyuplai kebutuhan logistik untuk hotelnya.


     Keadaan semakin genting ketika harta, uang dan persediaan minuman keras yang biasa dia gunakan untuk menyuap polisi semakin menipis. Polisi dan militer Rwanda mulai menolak melindungi hotelnya, sementara kelompok Interhamwe mulai menyerang Mille Collines.


     Dengan kelihaian dan relasi yang dimilikinya, Paul berusaha mengontak pimpinan Grup Sabena, pemilik jaringan Hotel Des Mille Collines di Perancis supaya mengupayakan bantuan melalui jalur diplomasi.


     Di sisi lain, komandan pasukan penjaga perdamaian PBB mengabarkan tidak ada bantuan yang akan dikirim untuk menyelesaikan konflik di Rwanda. Paul pun terus berupaya menggugah dunia internasional supaya lebih peduli dengan Rwanda.


     Kisah nyata kehidupan Paul Rusesabagina dan konflik Rwanda menjadi plot utama film “HotelRwanda” besutan sutradara Terry George. Aktor Amerika Serikat peraih nominasi Academy Award dan Emmy Award, Don Cheadle memerankan figur Paul secara apik.


     Film produksi 2004 berdurasi 121 menit itu bisa menyadarkan penonton, betapa besar dan menyedihkannya imbas dari konflik dan peperangan. Semua perang dan konflik pasti meninggalkan duka mendalam, tapi yang paling menyedihkan adalah perang saudara.


     “Hotel Rwanda” hanyalah satu dari sekian film yang bercerita tentang perang, konflik dan imbas yang ditinggalkannya. Namun, sampai kapan peperangan dan konflik akan terus terjadi hingga benar-benar hilang dari muka bumi?

Tidak ada komentar: