Oleh: Dewanto Samodro dari Penang, Malaysia
Bagi masyarakat Indonesia, negara bagian Penang di
Malaysia lebih dikenal sebagai destinasi wisata medis. Padahal, di George Town,
ibu kota Penang, terdapat wisata sejarah yang cukup menarik.
Popularitas Penang sebagai tujuan wisata medis selain
Singapura memang cukup beralasan. Sebab, rumah sakit-rumah sakit di Penang
memang menyediakan layanan medis yang tidak kalah dibandingkan Singapura.
Chairman Penang Health Association Dato Dr Chan Kok Ewe
mengatakan, ada tujuh rumah sakit di Penang yang memiliki standar kualitas yang
sama. ”Ada tujuh rumah sakit di Penang, yaitu Gleneagles Medical Centre,
Hospital Lam Wah Ee, Island Hospital, Loh Guan Lye Specialist Centre, Mount
Miriam Cancer Hospital, Pantai Hospital, dan Penang Adventist Hospital,”
katanya.
Fakta bahwa Penang menjadi salah satu
destinasi wisata medis juga disampaikan General Manager Seven World Tours
Surabaya Fifi Lukito. Dia mengatakan, kebanyakan pelanggannya, apabila
berkunjung ke Penang, karena alasan untuk berobat sambil berwisata. ”Bisa
dibilang 90 persen pelanggan saya yang ke Penang memang untuk berobat. Sisanya
untuk belanja. Promosi wisata mengenai Penang memang masih sangat minim,”
jelasnya.
Karena itulah, Penang Global Tourism
saat ini sedang gencar mempromosikan pariwisata di negara bagian terpadat
Malaysia itu. Managing Director Penang Global Tourism Ooi Geok Ling mengatakan,
yang menjadi andalan Penang adalah wisata sejarah yang ada di Pulau Pinang.
”Kota George Town di Pulau Pinang telah ditetapkan sebagai world heritage 2008
lalu. Itu yang menjadi andalan kami selain ada wisata alam,” katanya.
Menelusuri George Town memang cukup
menarik. Kota itu mulai dibangun sejak 1786 yang ditandai dengan kedatangan
Captain Francis Light, komandan kapal dagang Inggris di Pulau Pinang. Sebelum
Singapura terkenal sebagai pusat perdagangan strategis di Selat Malaka, peran
tersebut telah dikuasai Pulau Pinang. Karena itu tak heran bila Inggris
membangun benteng yang cukup kokoh, yaitu Fort Cornwallis.
Bagi pelancong yang menyukai wisata
sejarah, George Town memang bisa menjadi salah satu pilihan. Banyak bangunan
tua tetap dipertahankan keasliannya. Bahkan, bangunan-bangunan tersebut masih
banyak yang digunakan. Sama sekali tidak tampak bangunan mangkrak di
kota tersebut. Seluruh bangunan tampak terawat.
Dari seluruh sudut yang ada di George
Town, barangkali Jalan Keharmonian bisa menjadi salah satu tujuan di kota
tersebut. Mengapa disebut Jalan Keharmonian? Ahmad Redza bin Abdullah, salah
satu pemandu wisata di Penang mengatakan, jalan sepanjang 1 kilometer itu
disebut Jalan Keharmonisan karena menjadi simbol kerukunan empat agama yang ada
di Penang. ”Di jalan tersebut, ada belasan tempat ibadah seperti masjid,
gereja, kuil Tionghoa, dan kuil Hindu,” jelasnya.
Ya. Di jalan yang membujur dari
barat ke timur itu, kita memang akan menemui banyak tempat ibadah. Misalnya,
St. George Church, Kapitan Keling Mosque, Arulmigu Mahamariamman Temple, dan
Kwam Im Temple. Di jalan yang terdiri dari beberapa ruas jalan seperti Lebuh
China, Queen Street, King Street, Malay Street, dan Jalan Kapitan Keling itu,
kita memang akan menemui orang-orang dari berbagai etnis seperti Melayu,
Tionghoa, India, dan Tamil.
Kapitan Keling Mosque merupakan salah
satu bangunan masjid yang ada di Jalan Keharmonian. Masjid itu dibangun sebagai
tempat ibadah kaum Muslim India yang berasal dari Tamil. Karena kulit kaum
pendatang itu berwarna gelap, maka mereka sering disebut kaum keling (hitam,
Red). ”Kapitan Keling Mosque didedikasikan untuk mengenang salah satu panglima
perang dari kaum Muslim India yang disebut Kapitan Keling,” terang Redza.
Kapitan Keling Mosque |
Selain Kapitan Keling Mosque, di Jalan Keharmonian juga
terdapat sebuah masjid yang disebut Masjid Aceh. ”Masjid itu dibangun pendatang
dari Aceh. Di sini memang cukup banyak yang nenek moyangnya dari Aceh,
Indonesia,” katanya. Redza sendiri memiliki kakek yang berasal dari Aceh.
Di salah satu sudut Jalan Keharmonian,
juga terdapat Leong San Tong Khoo Kongsi, yaitu pusat perkumpulan keluarga
Tionghoa bermarga Khoo yang ada di Penang. ”Leong San Tong yang dibangun pada
1816 tidak hanya menjadi pusat keluarga Khoo di Penang, namun juga di seluruh
dunia. Setiap tahun, ada pertemuan keluarga Khoo. Yang hadir dari seluruh
dunia,” jelas Joann Khaw, pemandu wisata di George Town.
Bagi masyarakat Pulau Pinang,
khususnya George Town, keluarga Khoo memang memiliki peran cukup besar dalam
memajukan perekonomian kota tersebut. Sebagaimana etnis Tionghoa lainnya,
keluarga Khoo gemar berdagang. Namun, kekayaan tidak kemudian membuat mereka
menjadi sombong dan tidak peduli dengan masyarakat di sekitarnya. Beberapa
sekolah di George Town merupakan sekolah yang dirintis keluarga Khoo.
Kuil di Leong San Tong Khoo Kongsi, Georgetown, Penang |
”Awalnya, mereka memang mendirikan
sekolah untuk keluarga Khoo saja. Tapi lambat laun, juga menerima murid dari keluarga
lain. Akhirnya, sekolah itu juga menerima murid dari etnis lain,” tutur Joann.
”Disini, apabila anda berasal dari keluarga Khoo, pasti akan mendapat
kemudahan. Bahkan, bila seorang laki-laki menikah dengan perempuan dari
keluarga Khoo, dia dengan sukarela mengikuti nama keluarga istrinya untuk
anak-anaknya,” katanya.
Mengapa bisa begitu? Joann menuturkan,
keluarga Khoo memiliki jaringan dan kekerabatan yang sangat kuat. Dana yang
dihimpun dari keluarga Khoo yang ada di seluruh dunia juga sangat besar. Setiap
anak dari keluarga Khoo, akan mendapat biaya pendidikan hingga universitas dari
dana tersebut. ”Dana itu tidak perlu diganti. Tetapi setiap orang dari keluarga
Khoo yang sudah sukses, pasti secara sukarela menyumbangkan kembali uang
mereka,” terangnya.
Tempat ibadah lain yang ada di Jalan
Keharmonian adalah Arulmigu Mahamariamman Temple yang merupakan tempat ibadah
milik agama Hindu. Sekilas, kuil tersebut mengesankan kuil pemuja Siwa. Hal itu
terlihat dengan adanya arca Durga dan Ganesa yang identik dengan Siwa. Namun,
Joann menjelaskan, tempat ibadah juga digunakan bagi pemeluk Hindu lainnya.
Arulmigu Mahamariamman Temple Georgetown, Penang |
Saat Saya mengunjungi kuil
tersebut, kebetulan sedang ada ritual ibadah. Menurut Joann, itu merupakan
ritual terakhir di hari itu. Sebab, tepat tengah hari, Arulmigu Mahamariamman
Temple akan ditutup. ”Kita bisa melihat ritual ibadah mereka. Tapi dilarang
memotret. Dulu memang sempat diperbolehkan memotret, namun karena ada turis
yang dinilai kurang sopan di tempat ibadah, akhirnya sekarang dilarang,” tutur
Joann.
Tempat ibadah terakhir yang sempat
dikunjungi adalah St. George Church. Sayang, Saya tidak bisa
memasuki gereja yang mulai dibangun sejak 1817 itu. Sebab, sedang ada acara
kebaktian di gereja tersebut. ” St. George Church merupakan gereja Anglikan
sebagaimana banyak gereja di Inggris. Namun, di sini juga ada gereja Katolik
Roma,” jelas Joann.
St. George Church Georgetown, Penang |
Selain memiliki wisata sejarah, negara
bagian Penang, Malaysia juga memiliki beberapa objek wisata alam. Misalnya
Tropical Spice Garden yang terletak di Teluk Bahang. Objek wisata yang baru
dibuka November 2003 itu memiliki lebih dari 500 jenis bumbu dan rempah-rempah
dari negara-negara tropis.
Kebun seluas 8 hektar yang terletak di sebuah bukit
menghadap ke laut itu sangat cocok bagi anda yang memiliki minat terhadap
pengobatan herbal. Sebab, bumbu dan rempah-rempah yang selama ini hanya sering
kita jumpai di dapur, ternyata memiliki beberapa fungsi untuk kesehatan tubuh.
Sejumlah pemandu wisata yang ada di Tropical Spice Garden akan menjelaskan hal
tersebut kepada para pelancong.
Beberapa pelajaran yang Saya peroleh dari
Tropical Spice Garden adalah mengenai cengkeh dan kayu manis. Ternyata, yang
seharusnya digunakan dari cengkeh itu hanya pucuknya yang berbentuk bulat saja,
sedangkan batangnya tidak perlu. ”Kayu manis juga ada beberapa jenis. Dan
tahukan anda, ternyata kayu manis yang biasa kita pergunakan itu adalah kayu
manis yang salah,” kata Joseph Teoh Boon Aum, pemandu wisata di Tropical Spice
Garden.
Lokasi wisata alam lain yang bisa menjadi pilihan saat
berkunjung ke Penang adalah Penang Butterfly Farm yang terletak tidak jauh dari
Tropical Spice Garden. Terdapat lebih dari 7.000 ekor kupu-kupu dan 300 tanaman
tropis di tempat wisata tersebut. Pengunjung bisa melihat sendiri bagaimana siklus
hidup kupu-kupu mulai dari telur, ulat, kepompong, hingga menjadi kupu-kupu.
Selain kupu-kupu, Penang Butterfly Farm juga memiliki koleksi serangga dan
reptil dari berbagai jenis. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar